Sunday, December 14

Pesan M. Natsir

Murotal Playlist


murottal al mathrud

100 Tahun M. Natsir

Seabad sudah seorang pejuang bangsa lahir di bumi Indonesia. Jasadnya memang telah mati lima belas tahun yang lalu, tapi ruh dan semangatnya masih memancar di bumi pertiwi. Ya, badannya memang telah habis terkubur tanah, tapi namanya, pemikirannya, dan kata-katanya terus menjadi teladan kita semua dalam meninggikan kalimat Allah yang mulia. Ketulusan hatinya mengalirkan sungai kebaikan, tempat orang meminum rasa kebajikan dan segarnya perjuangan dakwah seorang lelaki kururs yang ringkih, berkacamata tebal, bermurah senyum, berhati bijak, bernama Muhammad Natsir.
Beliau adalah salahsatu pejuang terbaik yang pernah dimiliki negeri ini. Geliat dakwahnya bagi Indonesia tidaklah mudqah. Sebagai seorang intelek muslim sejati, beliau tak pernah kenal kompromi soal agama. Tengoklah bagaimana sulitnya memperjuangkan piagam Jakarta dengan tujuh katanya, meletakkan Islam sebagai dasar negara, dan sukarnya bergerilya di kampung halaman sendiri.
"Tidak ada lagi berdakwah dengan cara-cara politik. Tapi berpolitik dengan cara-cara dakwah"
Natsir adalah Da'i. Dia membuka jalan bagi kita untuk melihat jauh, bahwa agama harus diperjuangkan.
Natsir adalah guru. Dia mengajarkan bangsa arti sebuah keikhlasan hati, arti kekuatan bijak bestari.
Natsir adalah sahabat. Dia teman bagi siapa saja, tak peduli Natsir seorang Perdana Menteri, walau tamunya nenek tua tak dikenal, dia akan melayaninya dengan senang hati.
Natsir adalah seorang bijak. Tak pernah ia dendam, bahkan pada Ali Shadikin yang menghinanya dengan kata2 yang melukai hati.
Natsir adalah sosok yang kita rindukan. Seroang pemimpin pembela yang benar, penolak yang bathil. Walaupaun resiko yang harus ditanggunggnya amatlah berat:Hilang dari sejarah. Banyak yang menganggapnya tak lebih dari seorang pembangkang, penentang Soekarno, pengkhianat negeri dengan bergabung bersama PRRI.
Natsir harus memisahkan diri demi kepentingan rakyat. Pemerintah yang masih limbung membuat Hatta mundur, dan mendorong SAoekarno mengangkat dirinya sebagai pemimpin tunggal, mengganti sistem republik menjadi "demokrasi terpimpin". Sebuah sistem yang ditentang habis-habisan oleh Natsir karena merupakan nama lain dari "kediktatoran". Dan yang dilakukan PRRI hanyalah sebuah upaya revolusi dari pengaruh komunis yang diusung Soekarno, bukan untuk membuat pemerintahan tandingan demi tujuan kudeta.
Pada kenyataannya, Natsir punya jasa besar dengan 'mosi integral'nya. Melalui tangannya-lah, Indonesia terselamatkan dari perpecahan. Buah pemikirannya telah menjaga keutuhan NKRI di tengah situasi politik yang tidak stabil.
Dunia mengenalnya. Orang Malaysia menghormatinya. Mesir menghargainya. Timur Tengah Mengetahui cendekianya. Tapi dia terasing di negerinya sendiri.
Bertahun-tahun sudah para kalangan Muslimin mendesak pemerintah untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional bagi Natsir. Dan sungguh sebuah co-insiden ketika aku selesai membaca kepahlawanan Natsir, Republika hari itu memuat HeadLine
"Presiden SBY menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada M.NATSIR, Soetomo, dan Hamzah Nur Ilham"